save the earth

save the earth
save the earth

Senin, 25 September 2017

Bakau Tanjung Kemala Bikin Bahoi Makin Eksotis



Catatan: jelly ‘Ching ‘Siwy

DESA Bahoi yang berada di Kecamatan Likupang Timur saat ini sudah menjadi desa Ekowisata yang berkelas, Konsep Wisata Ekologi yang mempertontonkan Keindahan Bakau menjadi magnet bagi para Wisatawan dan kaum Akademis untuk  datang di desa ini.
Banyak dampak yang dirasa oleh warga desa Bahoi yang tidak menyentuh angka 600 kepala ini, terutama dampak Ekonomi secara langsung.


Namun demikian kondisi yang dirasakan masyarakat saat ini, harus melewati perjuangan panjang, proses bagaimana  menyadarkan masyarakat akan pentingnya Bakau membutuhkan usaha ekstra dari Pihak-pihak terkait baik pemerintah maupun LSM yang bergerak di bidang Lingkungan.
Harus diakui masyarakat desa Bahoi adalah masyarakat perambah bakau, yang mengeksploitasi dan merusak bakau untuk kepentingan ekonomi, terutama dalam bentuk kayu bakar.
Namun itu dulu sebelum ada upaya dari berbagai Pihak untuk mengupayakan pemberdayaan dan perlindungan tanaman Bakau.
Manengkel Solidaritas merupakan salah satu Organsasi yang dinilai memberikan peran besar terhadap perkembangan desa Bahoi lewat penyadaran akan pentinganya perlindungan bakau dan Daerah Perlindungan Laut (DPL).
Khusus Bakau, adanya pendampingan Manengkel Solidaritas,  sudah mampu mengubah Kawasan Hgutan Manggrove menjadi lokasi wisata alam yang eksotis dan sangat menarik.
Bagi anda para Travelller sepertinya wajib mengunjungi lokasi ini, pasalnya kawasan ini tidak hanya menyajikan pemandangan indah dengan backround tanaman Bakau, namun ketika berada di Lokasi ini anda bagaikan dimanjakan dengan keindahan keanekaragaman tumbuhan dan berbagai jenis mangrove.
Tak heran jika Lokasi ini direkomendasi sebagai kawasan representative untuk penelitian manggrove dan Biota laut lainnya.
Tidak hanya tanaman Bakau, lokasi ini juga menyajikan hamparan pasir putih halus. Dimana pada saat saat tertentu ketika air surut kawasan Wisata yang dinamakan Tanjung Kemala memberikan keindahan tersendiri yang sangat beda dengan lokasi lokasi lainnya. 
Desa Bahoi khususnya Tanjung Kemala sendiri memanag sudah didapuk sebagai Desa Ekowisata karena kondisi lingkungan yang cukup terjaga, Karena dari data yang ada desa Bahoi memiliki 28 hektar area Mangrove, dengan 8 jenis mangrove yang didominasi oleh Rhizopora apiculata, R. mucronata dan B. gymnorrhiza.
Ada juga Delapan jenis rumput laut, diantaranya E. acoroides, T. hemprici, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis and Halodule pinivolia luasnya mencapai 27 hektar. Juga terdapat terumbu karang di perairan Bahoi seluas 20 hektar. 
Untuk melihat Potensi keanekaragaman hayati tersebut para wisatawan tidak harus turun langsung di lokasi, Karena di tempat ini tersedia jembatan yang dibangun di dalam area Hutan bakau.
Jembatan ini sangat menarik, Karena berada di sela sela Bakau yang didirikan sesuai dengan Alur Tanaman Bakau. “Jembatan ini dibangun melihat celah tanaman bakau, jadi tidak merusak tanaman bakau, bahkan ada Pohon bakan yang dbiarkan Hidup di tengah jembatan, “tegas Dolfiance ‘Opi’ Lahading warga setempat yang biasa memfasilitasi para pengunjung.
Menurut ‘Opi’ pembangunan infrastruktur di Lokasi ini seperti Gazebo atau pondokan juga melihat lokasi yang tidak ditumbuhi bakau walaupun menurut dia pembangunan infrastruktur khusus gazebo masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Masih di tempat yang sama, pada beberapa bagian di Lokasi ini juga anda akan ditawarkan dengan keindahan Akar tanaman Mangrove yang berumur ratusan tahun, biasanya oleh para pecinta Fotografi beberap akar besar di lokasi ini dijadikan backround menarik untuk karya karya foto seperti Wedding dan Portofolio.
Desa Bahoi Sendiri tidak hanya menawarkan tanjung Kemala sebagai lokasi wisata mangrove namun kearifan lokal dan budaya masyarakat menjadi pemandangan yang unik untuk dilihat.
Daud Dalero Kepala Desa Bahoi mengatakan, saat ini dengan dipatenkannya bahoi sebagai desa Ekowisata secara langsung diikutidengan kesiapan masyarakat untuk lebih sadar Wisata. “Para wisatawan dan pengunjung Desa Bahoi bisa melihat kreasi lain dari warga seperti pembuatan handycraft, dan melihat aktvitas nelayan, serta budaya warga, “tegasnya.
Menurut dia pendampingan yang dilakukan oleh pemerintah dan organisasi lingkungan seperti Manengkel Solidaritas sudah mampu memberikan bias positif pada ekonomi masyarakat. ”Karena Manengkel Solidaritas dan pemerintah memberikan penyadaran akan pentingkangnya Daerah Perlindungan Laut , Perlindungan Bakau termasuk mengajarkan keterampilan untuk menunjang ekowisata, baik pelatihan jasa pengelolaan homestay, Guide, hingga handycraft,”tegasnya.(jws)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar