save the earth

save the earth
save the earth

Jumat, 16 Januari 2015

Petualangan Seru dengan Komunitas Oto Adventure Sulut

LATE POST Bahasa ini biasa dipakai oleh kalangan pecinta Dumai (Dunia maya) khususnya para facebookers yang terlambat mengupload foto atau file mereka. Baydeway (Btw) bahasa smsnya , mungkin sama kayak aku yang mungkin terlambat mencoret catatan harian yang penah saya ikuti. “Judulnya AdventureDoang”.. ya agak jauh sihh tahun 2013 lalu, kira kira bulan Desember, pas saya lagi di salah satu media otomotif (majalah Otomanado) bacaan yang segmennya otomotif. Sambil menyelam ya tenggelam, pas Liputan Hobby adventure nya aku kesampaian. 

Selasa, 13 Januari 2015

Arti Nama-nama Desa/Kecamatan di Manado



Sebuah etimologi: kutipan dari :http://marthinusm.blogspot..com/
Berikut ini analisa kami mengenai tempat-tempat yang ada di MANADO secara etimologi :
Bowontehu berasal dari bahasa Sangir Bowong dan Kehu Bowong artinya atas dan kehu artinya hutan Jadi kerajaan Bowontehu artinya kerajaan yang terletak diatas hutan (Molibagu),Manarauw (Manado Tua) berasal dari bahasa sangir yaitu Marau artinya jauh. Kerajaan Manarauw artinya kerajaan terjauh dari kerajaan-kerajaan Sangihe. Pada Tahun 1623 dipintakan ke Gahenang/Mahenang artinya api yang menyala/bercahaya/api unggun/obor/suluh,kemudian berubah Wenang artinya sarung pedang oleh Blanda disebut Manarauw disebut Manado dan Wenang disebut Benang. Nama pulau-pulau di teluk Manado semua dalam bahasa Sangir yaitu :
BUNAKEN artinya Tempat Tiba, asal dari kata Buna/Wuna diberi akhiran W/Bunakeng artinya tiba ditempat tujuan.

ASAL USUL KOTA MANADO



PADA tahun 800-san Masehi di Cotabato Mindanauw sekarang Filipina dahulu ada sebuah kerajaan suku bangsa negrito yang dipimpin oleh seorang Kulano(raja). Kerajaan ini diserang oleh suku bangsa Mongolia, akan tetapi seorang anak raja yang bernama Humansadulage beristeri Tendensehiwu berhasil meloloskan diri beserta para pengikutnya antara lain Batahasulu atau Manderesulu orang sakti kerajaan yang memeliki papehe(ikat pinggang dengan ukuran satu jengkal), lenso (saputangan), dan paporong (ikat kepala).
Dengan melemparkan ikat pinggang berukuran satu jengkal kelaut yang kemudian menjelmah menjadi Dumalombang atau ular naga besar. Dumalombang membawa mereka ke Selatan lalu tiba di daerah Molibagu. Ditempat ini mereka berkabung sambil menangis selama empat puluh hari empat puluh malam. kemudian mereka berikhar menjadi suku bangsa yang baru yaitu Suku Bangsa Sangihe.

"Menguak Tabir Kanibalisme Permesta"

MASA pergolakan Permesta telah dimakan waktu hampir 56 tahun. Namun banyak cerita di balik perjuangan menuntut keadilan tersebut yang belum terkuak lepas. Dari kisah heroik 'pahlawan tak dikenal', cinta, pengkhianatan hingga cerita manusia memakan manusia (kanibal). Salah satu pasukan yang dikenal ‘buas’ memburu manusia di wilayahnya ketika itu adalah sosok-sosok dalam Batalyon R, yang dijuluki ‘Jin Kasuang’.