save the earth

save the earth
save the earth

Selasa, 19 Agustus 2014

Aku dan Upacara di Atas Awan

16 Agustus 2014 lalu, Pos Pinus II Gunung Kalabat dipenuhi oleh Ribuan pendaki dan para penggiat Alam. Tidak biasanya situasi tersebut seperti ini, semua sudut di kawasan pinus Dua yang menjadi base camp sebelum menuju Puncak Gunung Soputan berjejal dengan tenda tenda kubah milik para pendaki.Sejauh mata memandang, tenda-tenda dengan berbagai bentuk dan bermacam warna ini seakan melengkapi tegarnya batang pohon pinus yang tumbuh di kawasan tersebut, kabut yang sesekali menyelimuti kawasan tersebut serta suhu yang sangat dingin ternyata tidak membuat para pendaki menjadi resah malah justru melengkapi nyanyian yang dilantunkan oleh beberapa kelompok.
Tidak ada kesunyian malam itu, di mana mana terdengan senandung lagu yang banyak bertema lingkungan, mulai dari Iwan Fals, Bumerang, Slank sampai Nugie dan sang Alang dan terdengar sampai menjelang subuh.
Ketika matahari muncul dari sela sela pohon pinus, warna warni tenda dan bau masakan sangat kental ada di lokasi tersebut. Sedikitnya berdasarkan pengakuan salah seorang pendaki Senior dari kelompok KPALANG (Kelompok Pecinta Alam Langowan) yang aktif dalam perlindungan kawasan tersebut mengatakan tercatat ada sekitar 3.000 lebih pendaki yang hadir untuk mengikuti upacara HUT RI ke 69 di Gunung Soputan.
(Kelompok ini juga mendapat pujian karena melakukan swepping barang bawaan dari pendaki, khususnya sajam. Yang dikuatirkan disalahgunakan)
Suasana berbeda memang terlihat ketika mengikuti upacara bendera di ‘atas Awan’ tersebut, nyanyian Indonesia Raya yang terlantun terasa lebih hikmat dan dijiwai oleh para peserta upacara.
Kegiatan ini sendiri tidak hanya diikuti oleh pendaki dari kelas umur tertentu namun ada juga anak anak yang dibawa oleh orang tua mereka.

Menunggu Manuver Sang Rajawali



Masih ada !!!... Kata-kata tersebut  menjadi buah bibir di kalangan warga Manado khususnya yang ditujukan kepada mantan  walikota manado Jimmy ‘Imba’ Rogi. ‘Om Imba’ begitu saya lebih ringan menyebut nama  mantan penatua PKB saya di Jemaat GMIM Galilea Teling yang juga pernah menjadi Orang Nomor satu di jajaran Partai Golkar Sulawesi Utara.
Kehadiran Om Imba di Kota Manado pasca dipenjara di cipinang dan Sukamiskin jelas membuktikan Cakar ‘sang Rajawali’ masih membekas di hati warga kota Manado, Spontanitas warga ketika mendengar panglima akan pulang sontak  langsung meringankan langkah mereka untuk berjubel menjemput kedatangan Sang panglima di bandara Sam Ratulangi. “Yang penting so lia langsung pa panglima, adoh so Gondrong kang, “ ujar salah seorang ibu di tengah masa yang menyambut sang rajawali.